Arsitektur dan Security Model Android & iOS
		
		
		
		
		
		Jump to navigation
		Jump to search
		
		
	
Arsitektur dan Security Model Android
- Arsitektur:
- Kernel Linux: Sebagai fondasi, kernel Linux mengelola sumber daya sistem, menjalankan proses, dan memberikan antarmuka antara perangkat keras dan perangkat lunak lainnya.
 - Android Runtime (ART): Mengkompilasi aplikasi Android menjadi kode native sebelum eksekusi, meningkatkan kinerja dan efisiensi.
 - Bionic: Pustaka C standard yang dioptimalkan untuk perangkat mobile.
 - HAL (Hardware Abstraction Layer): Menyediakan antarmuka standar untuk berinteraksi dengan berbagai jenis perangkat keras.
 - Framework: Menyediakan komponen-komponen dasar untuk membangun aplikasi Android, seperti Activity, Service, Content Provider, dan Broadcast Receiver.
 - Aplikasi: Aplikasi yang kita gunakan sehari-hari, dibangun di atas framework.
 
 
- Security Model:
- Permission-based: Setiap aplikasi harus meminta izin pengguna untuk mengakses data atau fitur tertentu.
 - Sandbox: Setiap aplikasi dijalankan dalam sandbox sendiri, membatasi akses ke sumber daya sistem.
 - SELinux: Enforcing access control policy untuk meningkatkan keamanan sistem.
 - Verifikasi aplikasi: Google Play Protect memindai aplikasi untuk malware dan potensi ancaman lainnya.
 - Kriptografi: Digunakan untuk melindungi data sensitif, seperti sandi dan komunikasi.
 
 
Arsitektur dan Security Model iOS
- Arsitektur:
- Kernel: Mirip dengan kernel Linux, namun khusus untuk perangkat iOS.
 - Darwin: Sistem operasi yang mendasari iOS, menyediakan layanan inti seperti manajemen memori, proses, dan jaringan.
 - Cocoa Touch: Framework yang menyediakan antarmuka pengguna dan komponen dasar untuk membangun aplikasi iOS.
 - Aplikasi: Aplikasi yang kita gunakan sehari-hari, dibangun di atas Cocoa Touch.
 
 
- Security Model:
- Code signing: Setiap aplikasi harus ditandatangani secara digital oleh pengembang yang terpercaya.
 - App Sandbox: Setiap aplikasi dijalankan dalam sandbox sendiri, membatasi akses ke file dan sumber daya sistem lainnya.
 - Data Protection: Data pengguna dienkripsi saat perangkat terkunci.
 - Secure Enclave: Chip khusus yang digunakan untuk menyimpan kunci enkripsi dan data sensitif lainnya.
 
 
Topik Ethical Hacking yang Relevan
- Rekayasa balik aplikasi: Menganalisis kode aplikasi untuk menemukan kerentanan.
 - Injeksi SQL: Menyerang aplikasi web yang tidak memvalidasi input pengguna dengan benar.
 - Cross-site scripting (XSS): Menyuntikkan skrip berbahaya ke dalam halaman web.
 - Man-in-the-middle attack: Mencegat dan memodifikasi komunikasi antara perangkat dan server.
 - Jailbreaking/rooting: Mendapatkan akses administratif ke perangkat untuk menginstal aplikasi yang tidak resmi.
 - Analisis malware: Menganalisis malware yang menargetkan perangkat mobile.
 - Side-channel attacks: Mengekstrak informasi sensitif dari perangkat dengan mengamati konsumsi daya, radiasi elektromagnetik, atau waktu eksekusi.
 - Physical attacks: Menyerang perangkat secara fisik untuk mendapatkan akses ke data.
 
Contoh Praktis
- Android: Mengeksploitasi kerentanan di aplikasi perbankan untuk mencuri informasi login.
 - iOS: Membangun aplikasi jailbreak untuk menginstal aplikasi yang tidak tersedia di App Store.
 - Android dan iOS: Menganalisis malware yang menyebar melalui aplikasi palsu untuk mencuri data pengguna.
 
Penting untuk diingat:
- Ethical hacking dilakukan dengan tujuan menemukan dan memperbaiki kerentanan sebelum dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
 - Jangan pernah melakukan aktivitas hacking tanpa izin.
 - Selalu patuhi hukum dan etika yang berlaku.
 
Materi Tambahan yang Dapat Dijelaskan:
- Perbandingan keamanan antara Android dan iOS
 - Tren terbaru dalam keamanan mobile
 - Alat dan teknik yang digunakan dalam ethical hacking mobile
 - Cara mengamankan perangkat mobile